Langsung ke konten utama

PEMBENTUKAN KERANGKA KARBON DAN TRANSFORMASI GUGUS FUNGSI

A. Pembentukan Kerangka Karbon (Carbon Skeleton)

        Carbon skeleton (kerangka karbon) ialah sebuah terma untuk mendeskripsikan suatu fondasi atau pola dari ikatan karbon baik tunggal maupun ganda dalam molekul untuk membentuk sebuah senyawa. Dari penjelasan singkat tadi, dibawah ini contoh dari carbon skeleton secara sederhana
    
                        (a) Oktana                     (b) 3-metil-3pentanol                   (c) Benzene                                                       
Ada tiga keunikan yang mempengaruhi carbon skeleton, yang mana diantaranya :
a. Bentuk rantai, baik berupa rantai lurus, bercabang bahkan cincin
b. Panjang rantai
c. Letak dan jumlah ikatan rangkap pada rantai.
        Dalam pembentukan carbon skeleton dilakukan untuk membentuk molekul yang lebih besar dari molekul lebih kecil dengan menyertakan pembentukan ikatan karbon. Pembentukan kerangka karbon dapat pula diupayakan dengan memecah molekul besar menjadi bagian yang lebih kecil lalu digabungkan kembali dengan reaksi kimia membentuk molekul besar. Dibawah ini disajikan gambar dari beberapa reaksi kimia yang dapat merekontruksi kembali ikatan kimia : 

B. Transformasi Gugus Fungsi

Transformasi gugus fungsi atau interkonversi gugus fungsi atau Functional Group Interconversion (FGI) secara sederhana dipahami sebagai reaksi konversi (perubahan) gugus fungsi. Proses ini dipahami sebagai reaksi yang mana melibatkan perubahan gugus fungsi semula ke bentuk gugus fungsi lain yang memungkinkan terjadi pemutusan ikatan rantai, tujuannya supaya gugus fungsi sesuai dengan molekul target. Reaksi yang terlibat dapat berupa addition, substitution, elimination, oxidation, reduction. 
1. Transformasi Gugus Amino
Secara singkat, pada skema di atas proses ini melibatkan amino sebagai nukleofil yang bertransformasi menjadi NHR2, NRdan garam amonium kuartener bilamana bereaksi dengan RX. Bisa juga bertransformasi menjadi amida ketika bereaksi dengan HCl dan anhidra asam.
2. Transformasi Gugus Hidroksil
Dalam proses ini, gugus hidroksil berperan sebagai nukleofil. Pada skema diatas, terlihat bilamana gugus hidroksil bereaksi terhadap  HCl atau anhidra asamdapat mengalami konversi menjadi ester, dapat pula menjadi eter dengan ion RObereaksi terhadap RX, RSO2Odan SO₄²-. 
3. Transformasi Senyawa Nitro
Pada proses transformasi ini, lebih banyak menggunakan senyawa nitro aromatik yang dimanfaatkan untuk menyintesis senyawa aromatik N. Dilain sisi, senyawa nitro alifatik sangat jarang digunakan untuk menyintesis karena menghasilkan karbonion yang stabil terhadap atom terdekatnya.
4. Transformasi Senyawa Halogen
Rangkaian transformasi senyawa ini berlangsung dalam reaksi subtitusi nukleofilik karena sifat dari halogen itu sendiri sebagai gugus lepas yang sangat baik. Gugus RX akan membentuk alkil logam bilamana direaksikan dengan logam tertentu, misalnya dengan reagen Grignard dan turunan alkil litium. 
Gugus RX mampu kita reaksikan dengan alkohol ataupun amina serta dapat mengalami hidrolisis dengan pereaksinya NaOH membentuk alkohol (-OH), tetapi gugus RX sekunder dan tersier akan mengalami persaingan pada produk eliminasinya. Akibatnya produk eliminasi akan lebih mendominasi apabila NaOH yang merupakan basa kuat digunakan serta memakai pelarut nonpolar dengan kondisi temperatur yang tinggi.
5. Transformasi Gugus Aldehid dan Keton
Melalui proses reaksi reduksi dan oksidasi, gugus ini disintesis dengan alkohol dan tioalkohol menghasilkan senyawa hemiketal, dam hemiasetal, asetal maupun ketal. 
6. Transformasi Asam Karboksilat dan Turunannya
Transformasi gugus -COOH dapat menjadi ester dengan pereaksi alkohol dengan katalis asam, dapat juga menjadi halida asam dengan pereaksi asam karboksilat terhadap tionil klorida, dan dapat pula menjadi amida pada pereaksi -COOH dengan NH3 atau amina dengan anhidra asam, R-COOH serta HCl. Namun, berbeda dengan asam karboksilat lain yang menggunakan alkohol untuk menghasilkan ester, metil ester tidak memakai alkohol melainkan diazometan. Di mana diazometan berperan sebagai pereaksi yang menggantikan alkohol. 

PERMASALAHAN :
1. Pada transformasi asam karboksilat, khususnya metil ester bilamana pereaksi alkohol digantikan dengan dizometana, maka dapatkan penggunaan diazometana digantikan dengan pereaksi lain? 
2. Apakah terdapat upaya yang dapat dilakukan pada transformasi gugus halogen sekunder dan tersier sehingga tidak mengalami persaingan produk eliminasi?
3. Apakah memungkinkan jika pada pembentukan kerangka karbon dilakukan reaksi yang tidak mengupayakan agar molekul senyawa tersebut tidak dapat digabungkan kembali?

Berikut ini link persentasi : https://youtu.be/JCSwuVGKaSQ

Komentar

  1. Perkenalkan saya Desri Indah Rahmadona akan menjawab permasalahan no 1 yaitu Ya, terdapat pereaksi lain yang dapat digunakan sebagai reaktan selain diazometan untuk menghasilkan metil ester, contohnya yaitu asilklorida, yang mana baik diazometan dan asilklorida dpat digunkana untuk memnuat metil mefenamat.

    BalasHapus
  2. Perkenalkan saya Yiyin Novela akan menjawab permasalahan no 2. Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu menyintesis alkilhalida sekunder dari alkohol dengan reagen tionilklorida dan untuk alkilhalida tersier dapat dilakukan dengan kondisi lunak untuk menahan proses eliminasi.

    BalasHapus
  3. Perkenalkan nama saya Lela sastry br sormin dengan nim A1C119086 izin menjawab pertanyaan no 2
    Tentu tidak memungkinkan ,karena pada pembentukan itu kerangka karbon dari molekul kecil itu hampir selalu melibatkan reaksi pembentukan ikatan karbon

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN SENYAWA – SENYAWA TURUNAN FLAVONOID

"Hubungan Struktur dan Kereaktifan Senyawa-Senyawa Turunan Flavonoid" Flavonoid banyak dikenal sebagai senyawa organik metabolit sekunder alami penting yang berasal dari tanaman. Flavonoid mempunyai struktur polifenol di mana dapat kita jumpai pada buah, sayur, anggur, teh, dan bahkan kakao. Adanya efek biokimia, dan beberapa sifatnya sebagai antioksidan, antiinflamasi, anti mutagenik dan anti karsinogenik yang terkandung di dalamnya, menjadikan senyawa ini sering sekali dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit, misalnya kanker, Alzheimer (AD), osteoklorosis, dll. Senyawa ini juga sebagai inhibitor kuat untuk beberapa enzim, seperti xanthine oxidase (XO), cyclooxygenase (COX), lipoxygenase dan phosphoinositide 3-kinase. Dalam klasifikasi flavonoid itu berdasarkan pada karbon dari cincin C di mana cincin B terpasang dan tingkat ketidakjenuhan dan oksidasi cincin C. Flavonoid yang cincin B terikat pada posisi 3 cincin C disebut isoflavon. Apabila cincin B terkait di po...

RANCANGAN SINTESIS ASPIRIN DAN ASAM SINAMAT

A. RANCANGAN SINTESIS ASPIRIN      Pembahasan selanjutnya mengenai rancangan sintesis aspirin  untuk mendapatkan rendemen yang tinggi. Sebelumnya, mari kita mengenal aspirin terlebih dahulu.  Aspirin atau dikenal pula dengan asam asetilsalisilat  (C 9 H 8 O 2 ), juga termasuk dalam golongan fenol. Aspirin dapat disintesis dari asam asetat dengan asam salisilat dan menggunakan katalis asam ataupun melalui asam salisilat via asetilasi dengan anhidra asam asetat. Karakteristik dari senyawa ini tidak berbau, tidak berwarna, berbentuk kristal putih dengan berat molekulnya  180,16g/mol. Senyawa ini bisa dipakai sebagai NSAID/obat antiinflamasi. Sehingga tak heran jika senyawa ini tergolong analgesik yakni senyawa yang dimanfaatkan untuk mengurangi nyeri, sakit kepala, bahkan sebagai antipiretik dalam demam.     Rancangan desain sintesis aspirin yang dapat digunakan untuk menghasilkan rendemen yang tinggi yaitu dengan mereaksikan asam salisilat...

DEPROTEKSI GUGUS FUNGSI DALAM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

DEPROTEKSI GUGUS FUNGSI DALAM SINTESIS SENYAWA ORGANIK      Pada pembahasan kali ini, kita akan membicarakan tentang deproteksi gugus fungsi dalam sintesis senyawa organik. Sebelumnya, apa itu deproteksi? Jika di pembahasan sebelumnya kita membicarakan tentang proteksi, maka deproteksi memiliki kaitan dengan proteksi. Deproteksi dimaknai sebagai suatu proses reaksi penghilangan gugus pelindung dalam molekul. Deproteksi terjadi setelah produk yang diinginkan mengandung gugus pelindung, sehingga tahap selanjutnya dilakukan penghilangan gugus pelindung tersebut untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Secara singkat, deproteksi terjadi setelah proteksi.  Pada pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai deproteksi asetal, ketal, dan alkohol. 1.   Deproteksi asetal Asetal merupakan gugus pelindung untuk gugus aldehid. Diberikan suatu contoh berikut ini :      Dalam reaksi di atas, suatu senyawa mengandung gugus keton dan aldehid. Pada reaksi (1), ketik...