Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

DEPROTEKSI GUGUS FUNGSI DALAM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

DEPROTEKSI GUGUS FUNGSI DALAM SINTESIS SENYAWA ORGANIK      Pada pembahasan kali ini, kita akan membicarakan tentang deproteksi gugus fungsi dalam sintesis senyawa organik. Sebelumnya, apa itu deproteksi? Jika di pembahasan sebelumnya kita membicarakan tentang proteksi, maka deproteksi memiliki kaitan dengan proteksi. Deproteksi dimaknai sebagai suatu proses reaksi penghilangan gugus pelindung dalam molekul. Deproteksi terjadi setelah produk yang diinginkan mengandung gugus pelindung, sehingga tahap selanjutnya dilakukan penghilangan gugus pelindung tersebut untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Secara singkat, deproteksi terjadi setelah proteksi.  Pada pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai deproteksi asetal, ketal, dan alkohol. 1.   Deproteksi asetal Asetal merupakan gugus pelindung untuk gugus aldehid. Diberikan suatu contoh berikut ini :      Dalam reaksi di atas, suatu senyawa mengandung gugus keton dan aldehid. Pada reaksi (1), ketika senyawa direaksikan dengan reagen NaB

PROTEKSI GUGUS FUNGSI DALAM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

"PROTEKSI GUGUS FUNGSI DALAM SINTESIS SENYAWA ORGANIK" Pada pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai reaksi kimia yang terjadi pada proteksi gugus fungsi dalam sintesis senyawa organik. Gugus proteksi atau dapat pula disebut dengan gugus pelindung ( protecting group / PG) dimaknai sebagai suatu gugus fungsi yang terdapat pada suatu molekul berguna dalam mengurangi kereaktifan dengan tujuan untuk melindungi gugus fungsi tertentu pada molekul tersebut, sehingga selama reaksi sintesis berlangsung gugus fungsi yang dilindungi tidak bereaksi baik dengan pereaksi ataupun pelarut.  Dalam cara kerja proteksi gugus fungsi akan terjadi kemoselektifitas, yaitu sebuah reaksi yang memicu satu gugus fungsi dalam molekul bereaksi sedangkan gugus lain tidak akan terpengaruh. Berikut contoh kemoselektif : Dari reaksi di atas, terdapat gugus keton dan ester (struktur molekul di tengah) yang apabila direaksikan dengan NaBH 4 akan mereduksi keton menjadi alkohol (struktur molekul kanan).

RANCANGAN SINTESIS ASPIRIN DAN ASAM SINAMAT

A. RANCANGAN SINTESIS ASPIRIN      Pembahasan selanjutnya mengenai rancangan sintesis aspirin  untuk mendapatkan rendemen yang tinggi. Sebelumnya, mari kita mengenal aspirin terlebih dahulu.  Aspirin atau dikenal pula dengan asam asetilsalisilat  (C 9 H 8 O 2 ), juga termasuk dalam golongan fenol. Aspirin dapat disintesis dari asam asetat dengan asam salisilat dan menggunakan katalis asam ataupun melalui asam salisilat via asetilasi dengan anhidra asam asetat. Karakteristik dari senyawa ini tidak berbau, tidak berwarna, berbentuk kristal putih dengan berat molekulnya  180,16g/mol. Senyawa ini bisa dipakai sebagai NSAID/obat antiinflamasi. Sehingga tak heran jika senyawa ini tergolong analgesik yakni senyawa yang dimanfaatkan untuk mengurangi nyeri, sakit kepala, bahkan sebagai antipiretik dalam demam.     Rancangan desain sintesis aspirin yang dapat digunakan untuk menghasilkan rendemen yang tinggi yaitu dengan mereaksikan asam salisilat yang direaksikan terhadap  anhidrida asam asetat

KONTROL KINETIKA DAN TERMODINAMIKA DALAM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

A. Konsep Kontrol Kinetika dan Kontrol Termodinamika      Pada pembahasan kali ini, kita akan membicarakan mengenai kontrol kinetika dan kontrol termodinamika dalam sintesis senyawa ester.  Sebelumnya, kita pahami terlebih dahulu makna dari kedua kontrol reaksi ini. Makna kontrol 'kinetika' berarti berhubungan dengan 'laju', yakni bagaimana laju reaksi terjadi sehingga reaktan yang digunakan menghasilkan produk yang diharapkan (mengacu pada reaktivitas sistem). Di lain sisi, makna kontrol 'termodinamika' berarti berkaitan dengan 'stabilitas' relatif reaktan dan produk atau dengan kata lain produk yang secara energitik lebih banyak terbentuk (mengacu pada kesetimbangan sistem). Berikut ini perbedaan antara kontrol kinetika dan kontrol termodinamika, diantaranya : a. Pada kontrol kinetik, reaksi yang terjadi bersifat irreversible  di bawah kondisi dan kesetimbangannya terjadi antara reaktan dan produk, serta produk yang dihasilkan ialah produk yang memilik